RESTORASI MEIJI
Ida Nur Azizah
A.
Pendahuluan
Restorasi
Meiji merupakan sebuah modernisasi atau perubahan berbagai bidang kehidupan di
Jepang. Restorasi Meiji diawali ketika dibukanya
jepang dari negara luar, yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Meiji yang
bernama Matsuhito. Kaisar Matsuhito menerapkan modernisasi disegala bidang
hingga menyamai negara – negara barat dan lebih difokuskan pada bidang
pendidikan dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan secara drastis, pertukaran pelajar, dan wajib
belajar bagi penduduk jepang.
Munculnya
restorasi meiji merupakan reaksi masyarakat Jepang yang jenuh dengan pemerintahan keshogunan.
Bahwa sistem pemerintahan ini dikuasai oleh seorang Shogun yang menentukan
semua bidang kehidupan dalam kemasyarakatan. Seorang Shogun mempunyai kekuasaan
tertinggi di Jepang. Semua kebijakan harus ada di bawah persetujuan shogun.
Pada
saat itu, sistem pemerintahan keshogunan dipimpin oleh keshogunan Tokugawa.
Pemerintahan ini sering disebut dengan zaman Edo. Zaman
Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa yang berpusat di kota Edo
(Tokyo). Zaman Edo atau sering juga disebut masa Tokugawa adalah zaman yang
sangat berpengaruh bagi Jepang modern, bukan hanya karena zaman ini adalah satu
masa sebelum Restorasi Meiji yang menjadi gerbang modernisasi di Jepang tetapi juga karena
pada masa ini unsur-unsur budaya Jepang berkembang dengan pesat. Berbagai
kemajuan Jepang dicapai pada masa ini, mulai dari lahirnya berbagai bentuk
kesenian sampai sistem perekonomian yang maju, masyarakatnya pun tidak hanya
mengalami kemajuan tetapi juga menjadi landasan terbentuknya masyarakat Jepang
modern.
B.
Munculnya Restorasi Meiji
Jepang di bawah pemerintahan Tokugawa menganut sistem keshogunan. Keshogunan Tokugawa
adalah pemerintahan diktator militer ketiga dan terakhir di Jepang setelah
Keshogunan Kamakura dan Keshogunan Muromachi. Kebijakan-kebijakn dari Tokugawa antara lain ialah
pengisolasian dari pengaruh luar dan pengusiran pihak asing.
Awal
munculnya Restorasi Meiji merupakan akhir dari pemerintahan Tokugawa.
Runtunhnya pemerintahan tersebut menjadi tolok ukur berdirinya suatu
pemerintahan baru bagi Jepang. Pemerintahan Tokugawa yang merupakan kekuasaan tertinggi
di bantu oleh Daimyo. Pemerintahan ini di bagi menjadi 3 periode, yakni:
Ø Periode pertama tahun 1603-1632
Periode pertama adalah masa shogun Ieyashu (1603-1605)sampai pada
masa shogun Hidetada (1605-1632). Pada periode ini berkembang aliran Konfusionis
yang bertujuan demi kepentingan politik.
Ø Periode kedua tahun 1633-1854
Periode kedua adalah masa
kemantapan keshogunan Tokugawa, yang diperintah oleh sepuluh generasi Tokugawa,
dari Iemitsu (1633-1651) sampai shogun Ieyoshi (1837-1853) Periode ketiga tahun
1855-1867
Ø Periode ketiga 1855-1867
Periode ketiga adalah masa
kehancuran keshogunan Tokugawa hingga menyerahkan kekuasaan kepada kekaisaran
(1853-1867) diperintah oleh tiga generasi Tokugawa yaitu Shogun Iesada, Iemochi
dan Yoshinobu.
Pemerintah
Tokugawa mengalami masa kejayaan yang panjang tetapi pada abad ke-19, kekuasaan
Tokugawa mulai mengalami kemunduran. Kaum
samurai makin mengalami kesulitan keuangan dan hutang yang terus meningkat. Di
kota-kota mulai terjadi ketegangan-ketegangan antara pedagang kaya dengan
rakyat miskin, di desa-desa mulai ada perbedaan antara yang memiliki tanah dan
yang tidak memiliki tanah .
Hal ini menyebabkan
pemerintahan Tokugawa mengalami kesulitan.
Faktor yang
meyebabkan runtuhnya pemerintahan Tokugawa adalah berikut ini :
1)
Pembukaan Negara
Selama kurang lebih 250 tahun Jepang
menutup diri dari pengaruh luar. Jepang tidak menyadari adanya
kemajuan-kemajuan yang diperoleh bangsa barat, terutama dalam bidang industri.
Perkembangan kapitalisme mengakibatkan revolusi industri, sehingga bangsa barat
melihat luar negeri untuk mencari daerah pemasaran bagi hasil industrinya dan
mencari sumber bahan baku yang baru. Bangsa barat melihat Asia Timur terutama Jepang dan China
mempunyai kelebihan dari negara lainnya, sehingga mereka tertarik mengadakan
hubungan dengan dua negara tersebut.
Untuk
merealisasikan maksudnya, mula-mula bangsa barat melihat dari bidang
perekonomian. Bangsa yang pertama kali masuk Jepang ialah Rusia.
Bangsa ini mencoba bekerjasama dalam bidang perdagangan yang tidak berlahan
lama.
Seiring berjalannya waktu, banyak Bangsa Barat
yang tertarik dengan negara Jepang. Pada tahun 1853 bangsa Amerika mengirimkan
utusan yang dipimpin oleh Commodore Matthew.C. Perry yang masuk ke Jepang
melalui teluk Edo. Perry membawa surat
resmi dari presiden Amerika Serikat yang menyatakan ingin mengadakan hubungan
dagang dengan Jepang dan juga dijelaskan bahwa kedatangan Perry adalah untuk
meminta perlindungan
bagi pelaut Amerika yang mengalami kecelakaan di laut, Pembukaan kota-kota
pelabuhan bagi kapal-kapal Amerika untuk melakukan perbaikan kapal dan menambah
perbekalan, dan Pembukaan kota-kota pelabuhan untuk perniagaan.
Setahun kemudian Perry kembali lagi ke Jepang dengan membawa armada
perangnya untuk memaksa Jepang agar mau membuka hubungan dengan Amerika. Perry
tidak segan-segan mengancam dengan kekerasan. Rakyat Jepang menolak kedatangan
bangsa asing dan mereka menyerukan slogan yang dikenal dengan Sonno Joi yang
berarti hormati Tenno dan usir kaum biadab (maksudnya orang-orang asing).
Mereka menunjukkan sikap yang anti terhadap bangsa asing. Di beberapa wilayah
rakyat Jepang mengadakan kekacauan-kekacauan untuk mengusir bangsa Barat .
Rakyat kurang memahami bahwa dengan
dibukanya kerjasama ini dapat memajukan mereka.
Pada tanggal 31 Maret 1854
pemerintah Tokugawa akhirnya menandatangani perjanjian dengan Amerika di
Kanagawa yakni sebuah kampung nelayan di Yokohama, lalu Amerika menempatkan
Konsul Jendral yang bernama Townsend Harris di Yokohama. Dengan demikian akhirnya Jepang membuka negaranya dengan
bekerjasama dengan pihak luar negeri.
2)
Pemberontakan Dalam Negeri
Pemberontakan dalam negeri
terjadi akibat dari dibukanya Jepang bagi pihak luar. Rakyat Jepang tidak
menginginkan perjanjian tersebut ditandatangani oleh pemerintahan Tokugawa,
terutama pihak kekaisaran karena perjanjian itu belum memperoleh izin dari kaisar. Rakyat menginginkan pengembalian
fungsi politik kepada kaisar.
Akibat
dari penandatanganan perjanjian tersebut, pemerintah Tokugawa tidak lagi
memperoleh kepercayaan dari rakyat untuk melindungi mereka dari pengaruh luar
dan tidak dapat memberikan perlindungan terhadap rakyatnya. Alasan ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak
yang ingin menggulingkan kekuasaan Tokugawa.
C.
Restorasi Meiji
Setelah terjadi beberapa
peristiwa buruk, maka pada tahun 1867 pemerintah Tokugawa menyerahkan kekuasaan
pada kaisar Meiji. Dengan
demikian pemerintahan Tokugawa berakhir dan kekuasaan penuh berada di tangan
kaisar . Kemudian muncullah Restorasi
Meiji.
Restorasi Meiji
ini muncul akibat dari kekecewaan masyarakat terhadap pemerintahan Shogun yang
dianggap lemah. Hal tersebut diawali dengan peristiwa terjadinya pembukaan
Jepang oleh Commodore Perry (Perjanjian Shimoda, 30 Maret 1854). Hal tersebut
disebabkan :
- Pemerintah Bakufu berpegang pada politik Isolasi,
karena takut akan masuknya pedagang-pedagang asing yang berakibat masuknya
juga imperialisme asing.
- Pada tahun 1842 Tiongkok telah dibuka untuk bangsa Asing oleh
Inggris, dan habis dibagi dalam daerah-daerah pengaruh antara Inggris,
Perancis, Rusia. Jadi tinggal Jepang saja yang belum tersentuh.
- Amerika serikat membutuhkan tempat transit, dalam pelayaran
antara panatai barat USA dan kebetulan Jepang memiliki pelabuhan alam yang
baik dan mengandung kemungkinan-kemungkinan perdagangan (teh, sutera) yang
sangat menguntungkan.
- Kepulauan Jepang merupakan batu loncatan ke Tiongkok yang
baik.
Pada
saat Restorasi Meiji, Kaisar Meiji banyak memasok senjata – senjata perang dari
negara barat. Akhir abad 18 para Samurai (Satria berpedang / pesuruh yang
dihormati karena pengabdiannya) melakukan pemberontakan karna tak ingin
negaranya dijarah. Pemerintahan
tokugawa dagang senjata dari barat yang terlalu
mendominasi negara itu. Namun akhirnya
Jepang menandatangani Perjanjian dengan Amerika, yakni perjanjian Shimoda. Perjanjian ini berisi
tentang
penetapan pembukaan pelabuhan-pelabuhan Shimoda dan Hokodate di buka untuk
asing.
Pembukaan tersebut merupakan awal
saja karena terjadi lagi tahapan kedua di tahun 1858 dalam Townsend Harris
Agreement yang mengakibatkan Jepang terbuka lebar dan mengakhiri politik isolasinya.
Setelah
Shogun Tokugawa terakhir menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Meiji pada
1867, maka berakhirlah kekuasaan Bakufu di bawah Tokugawa, yang berlangsung selama
264 tahun, (1603-1867) dan berakhir pula kekuasaan militer yang telah
berlangsung lebih kurang 650 tahun (I Ketut Suradjaja, 1984: 21). Meizi Tenno (Matsuhito
1867-1912 pada waktu itu baru berusia 14 tahun) akhirnya memegang tampuk
pemerintahan Jepang pada tanggal 14 Desember dan membuka zaman baru yang
gemilang bagi Jepang.
Peristiwa di atas
dikenal dengan sebutan Restorasi Meiji. Tenno memakai sebutan nama masa
pemerintahan Meiji. Meiji sendiri diartikan yang berfikiran cerah dan
fikirannnya diterangi. Langkah awal yang dilakukan Tenno yang baru ialah
memindahkan ibukota dari Kyoto ke Tokyo (1869), dimana berdasarkan dari ajaran
Shintoisme diciptakan bendera kebangsaan Jepang yang diberi nama Hinomaru
didasrkan atas Ameterasu sebagai dewa matahari dan lagu kebangsaan kimigayo
berdasar atas keabadian Tenno sebagai dewa. Shintoisme sendiri akhirnya
diresmikan sebagai agama Negara.
D.
Bidang
Modernisasi
Adanya
modernisasi dalam mayarakat Jepang, membawa perubahan yang mendasar di berbagai
bidang kehidupan, antara lain: sosial, politik, ekonomi, militer, pendidikan
dan sebagainya.
Ø
Pendidikan
Restorasi Meiji membawa perubahan pada bidang pendidikan,
antara
lain: anak-anak Jepang mulai mendapatkan pendidikan secara barat. Dalam sistem baru ini tiap anak
yang berumur 6 tahun sudah dikenakan kewajiban belajar dan itu berlaku bagi
semua penduduk. Untuk tiap 600 penduduk diadakan 1 sekolah rendah. Negara
dibagi menjadi 8 daerah pendidikan, tiap daerah diberi 32 buah sekolah menengah dan 1 universitas yang harus ada.
Selain itu, perubahan dalam
bidang pendidikan yakni pengiriman pelajar-pelajar keluar negeri untuk
menyempurnakan ilmu pengetahuannya, khususnya pengetahuan-pengetahuan yang mengacu
ke Barat. Setelah kembali ke asalnya yaitu Jepang mereka
ditugaskan dalam pembangunan dan modernisasi Negara. Para
pelajarlah yang membawa Jepang pada 50 tahun mendatang menjadi negara yang maju
dan modern.
Ø Militer
Restorasi
meiji juga membawa perubahan dalam bidang militer. Dalam bidang ini, pemerintahan yang baru membangun
angkatan perangnya secara modern, di mana angakatan darat dipegang oleh keluarga Chosu dan
dibuat secara Jerman, dan angkatan Laut dipegang oleh keluarga Satsuma dibentuk
secara Inggris.
Disamping itu tiap-tiap warga negara
yang berumur 20 tahun dikenakan wajib militer dan setelah itu untuk prakek, mereka dikirim ke daerah-daerah
perbatasan yang berbahaya. Kementerian pertahanan tidak bertanggung jawab
kepada parlemen, tetapi kepada Tennno dengan demikian kementerian pertahanan sangat kuat
kedudukannya dan akhirnya menjelma menjadi Gunbatsu (pemerintahan dictator
militer). Setengah dari anggaran belanja negara
dipergunakan untuk militer, sehingga Jepang mempunyai angkatan pertahanan yang
kuat.
Adanya
modernisasi ini menimbulkan semangat bagi para prajurit.
Semangat ini sering disebut dengan semangat Bushido sebagai dasar jiwa ketentaraan. Prajurit
Jepang harus memegang teguh ajaran Bushido, yakni:
·
menginsafi kedudukannya
masing-masing di dalam hidup ini,
·
mempertinggi derajat dan kecakapan diri,
·
melatih dirinya lahir batin untuk
menyempurnakan kecakapannya dalam ketentaraan,
·
memegang teguh disiplin,
·
menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan tanah
air sampai titik darah yang terakhir. Mati untuk tenno adalah bentuk mati
yang sempurna dan termulia.
Dengan
adanya semangat Bushido yang mengebu-gebu, lama-kelamaan golongan samurai
dihapuskan. Samurai tidak terima dengan perubahan tersebut, timbullah
pemberontakan yang sering dikenal dengan pemberontakan Satsuma. Pemberontakan
Satsuma , (Seinan Senso, Perang Barat Daya) adalah
pemberontakan klan samurai Satsuma yang dipimpin Saigo Takamori terhadap
Tentara Kekaisaran Jepang, yang berlangsung 11 bulan di awal era Meiji, dimulai pada tahun 1877. Perang saudara ini merupakan perang
saudara terakhir dan terbesar di Jepang. Perang terjadi di Kyushu.
Pemberontakan Satsuma disebabkan
oleh adanya perubahan sistem pada pemerintahan, yang menyebabkan kekecewaan
para samurai. Pemberontakan ini dipimpin oleh Saigo Takamori, yang pada sepuluh tahun lalu
memimpin pasukan Jepang untuk mengalahkan samurai klan Tokugawa. Mulanya, Saigo setuju dengan
konsep Restorasi Meiji. Tapi, perlahan-lahan, ia jadi ikut membangkang, karena Restorasi Meiji
menghapus segala bentuk samurai dan atributnya. Slogan para pemberontak adalah Pemerintah
Baru, Moralitas Tinggi ( Shinsei Kotoku, "Pemerintah Baru, Moralitas
Tinggi"). Mereka tidak meninggalkan atribut Barat, seperti memakai
meriam dan senjata api.
Peperangan ini berlangsung selama enam minggu, dan
Saigo Takamori hanya memiliki 300-400 prajurit yang tersisa. Pada pertempuran
terakhir, yaitu pertempuran Shiroyama, Saigo luka berat. Dalam keadaan hampir
tertangkap pasukan pemerintah, Saigo melakukan seppuku
pada 24 September
1877. Peperangan ini
menghabiskan dana besar di pemerintah Jepang, sekaligus merupakan akhir dari
kelas samurai di Jepang. Sepuluh tahun kemudian, Kekaisaran Jepang meminta maaf
dan gelar samurai
terakhir diberikan kepada Saigo Takamori.
Ø Industri
Dalam bidang industri, modernisasi yang
terjadi ialah pada mesin-mesin produksi yang dibutuhkan bagi modernisasi
perusahaan teh, sutera, pertanian dan kemudian industri.
Mesin-mesin tersebut diekspor secara besar-besaran dari Inggris, berikut
ahli-ahli tekniknya didatangkan dari luar negeri terutama Inggris untuk
mendirikan pabrik-pabrik, dok-dok dan pusat-pusat listrik. Dengan
adanya perubahan di bidang industri maka lahirlah golongan kapitalis baru di Jepang .
Ø
Perekonomian
Perekonomian pada masa Tokugawa masih sangat terbatas
dan hanya bersifat perdagangan antar daerah melalui laut pedalaman dan hanya
berkisar pada beras dan tekstil. Ini dipengaruhi oleh sikap samurai yang
memandang rendah kepada perdagangan dan segala hal yang bersangkutan dengan
uang. Selain itu, pemerintah Tokugawa juga melarang untuk mengadakan hubungan
dengan luar negeri. Maka setelah Restorasi Meiji, perekonomian Jepang
memperoleh kesempatan yang baik untuk mulai berkembang dengan melakukan
pembaharuan-pembaharuan.
Ø Pemerintahan
Dalam bidang pemerintahan, Pembaharuan yang paling utama adalah
penghapusan sistem feodal yang diterapkan oleh Tokugawa, sehingga terbukalah
peluang untuk rakyat Jepang terhadap pendidikan yang meniru sistem pendidikan
dunia Barat, selain dengan menerapkan sistem moneter, sistem pajak yang
memungkinkan berkembangnya kapitalis atau kaum pemodal.
E. Dampak Restorasi Meiji
Pembukaan Jepang bagi
bangsa asing ini telah membawa akibat yang signifikan bagi bangsa Jepang
terutama kekuasaan shogun, sebab pembukaan wilayah itu menimbulkan munculnya
perasaan anti-Shogun, Shogun dianggap lemah dan menjual tanah airnya kepada
bangsa Asing, di samping itu gerakan pro-Tenno juga semakin kuat di mana Komei
Tenno yang menolak untuk menandatangani perjanjian shimoda dianggap sebagai
orang kuat dan Shogun harus mengembalikan kekuasaannya kepada Tenno.
Kekacauan itu ditambah
dengan adanya pemberontakan Satsuma dan Chosu 1863. Keluarga Satsuma dan Chosu
merupakan keluarga yang anti Shogun. Tindakan pembukaan Jepang dianggap sebagai
sebuah penghinaan, oleh karena itu mereka membunuh bangsa-bangsa Asing dan
menyerang angakatan laut Amerika di Pelabuhan Shimonoseki. Dalam serangan
balasan yang dialkukan Amerika, Inggris, Perancis dan Belanda, Satsuma dan
Chosu akhirnya menyerah.
E.
Kesimpulan
Masa Tokugawa atau sering juga disebut zaman Edo
adalah zaman yang sangat berpengaruh bagi Jepang modern, bukan hanya karena
zaman ini adalah satu masa sebelum Restorasi Meiji tetapi juga disebabkan karena
pada masa ini unsur-unsur budaya Jepang berkembang dengan pesat. Runtuhnya
sistem keshogunan dibawah pemerintahan Tokugawa menjadi gerbang dari Restorasi
Meiji di Jepang.
Restorasi Meiji ini muncul akibat
dari kekecewaan masyarakat terhadap pemerintahan Shogun yang dianggap lemah.
Hal tersebut diawali dengan kedatangan Commodore Perry ke Jepang.
Perry kembali lagi ke Jepang pada tahun
berikutnya dengan membawa armada perangnya untuk
memaksa Jepang agar mau membuka hubungan dengan Amerika. Perry tidak
segan-segan mengancam dengan kekerasan,
sehingga Jepang terpaksa manandatangani
perjanjian dengan negara Amerika.
Munculnya Restorasi Meiji yang
ditandai dengan dibukanya politik isolasi Jepang dari negara luar ini
dipimpin oleh Kaisar Meiji yang bernama Matsuhito.
Kaisar Matsuhito menerapkan modernisasi di
bebagai bidang kehidupan, terutama bidang pendidikan.dalam bidang pendidikan
anak-anak Jepang mulai mendapatkan pendidikan secara barat. Dalam sistem baru ini tiap anak
yang berumur 6 tahun sudah dikenakan kewajiban dan pengiriman
pelajar-pelajar keluar negeri untuk menyempurnakan ilmu pengetahuannya..
Sedangkan dampak dari Restorasi Meiji
telah membawa pengaruh yang signifikan bagi bangsa Jepang terutama kekuasaan
shogun, sebab pembukaan wilayah itu menimbulkan munculnya perasaan anti-Shogun. Restorasi Meiji ini muncul akibat
dari kekecewaan masyarakat terhadap pemerintahan Shogun yang dianggap lemah.
Hal tersebut diawali dengan peristiwa terjadinya pembukaan Jepang oleh
Commodore Perry
G.Daftar Pustaka
Dasuki, Achmad dan Rochiati Wiraatmadja. 1976. Sejarah Asia Timur. Bandung: IKIP.
Bellah. N. Robert.1992. Religi Tokugawa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Soebantardjo. 1958. Sari Sedjarah; Jilid 1: Asia-Australia.
Yogyakarta: Bopkri
Suradjaja, I Ketut.1984. Pergerakan
Demokrasi Jepang. Jakarta: Karya Unipress.
Beasley, W.G.2003.
Pengalaman Jepang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Suryohadiprojo, Sayidiman.1987. Belajar dari Jepang;
manusia dan masyarakat Jepang dalam perjuangan hidup.
Jakarta: UI Press
.