Jumat, 26 Juli 2013

POLITIK KOLONIAL PERANCIS DI VIETNAM


 
POLITIK KOLONIAL PERANCIS
DI VIETNAM
Oleh: Ida Nur Azizah

A.  Latar Belakang

Sejarah Asia Tenggara merupakan ilmu yang mempelajari sejarah kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik di kawasan Asia Tenggara.Yang mencakup sistem kehidupan sosial,agama dan pemerintahan.
 Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, kami dituntut untuk menguasai cabang disiplin ilmu tersebut sebagai dasar untuk mempelajari sejarah kawasan ini lebih lanjut.
Serta sebagai bekal dalam mandalami ilmu sejarah untuk kedepannya dalam mengajar di sekolah-sekolah, karena mahasiswa pendidikan sejarah merupakan calon guru sejarah di sekolah,baik tingkat pertama maupun tingkat atas.

B.  Rumusan Masalah

1.      Dimana letak Negara Vietnam?
2.      Kapan datangnya Bangsa Perancis?
3.      Apa saja yang dilakukan Bangsa Perancis di Vietnam?
4.      Bagaimana keadaan masyarakat Vietnam saat dijajah Perancis?
5.      Kapan Vietnam merdeka dari penjajahan Perancis?

C.  Tujuan

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui dan memahami letak Negara Vietnam.
2.      Dapat menjelaskan dan mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi Perancis menjajah Vietnam.
3.      Menambah pengetahuan kapan merdekannya Bangsa Vietnam.
PEMBAHASAN

Vietnam yang mengenyam kemerdekaan dalam tempo yang lama, memang tak luput dari konflik domestik. Artinya sering kali terjadi persaingan dan perebutan dominasi oleh para tokohnya sendiri, misalnya sejak tahun 1802 berdiri dinasti Nguyen yang cukup kokoh. Dalam kaitan dengan konflik internal itulah seorang tokoh pelaku dari kawasan selatan, memakai jasa tentara sewaan Perancis. Penggunaan orang asing dalam konflik internal inilah yang ternyata membukakan pintu bagi masuknya kepentingan Perancis di kawasan ini.
Pada akhirnya tahun 1884 Vietnam sepenuhnya berada dalam dominasi Perancis yang sedang bersaing dengan Inggris beserta kekuatan kolonial Eropa lainnya dalam menambah daerah jajahan. Karena Bangsa Perancis yang mulai menjajah Vietnam, dan melebarkan kekuasaannya hingga Laos dan Kamboja. Sedangkan Vietnam sendiri dibaginya menjadi tiga wilayah administrasi, yaitu Cochin China di Vietnam bagian selatan, Annam di tengah, Klan Tonkin di utara.
Meskipun Perancis dengan ketat memegang kendali kekuasaan di Indochina, namun bangsa Vietnam tetap bersikap menentang penjajahan asing. Di wilayah Cochin China di Vietnam selatan yang subur, Perancis memusatkan kepentingannya, baik dengan eksploitasi ekonomi maupun transformasi kultural. Ibukotanya Saigon pun sampai dikenal sebagai “Paris dari Timur”, Paris of the Orient. Sebagai akibatnya, maka di selatan tumbuh elite orang Vietnam sendiri. Kaum borjuis Vietnam yang mengenyam pendidikan Perancis ini kebanyakan berada di Saigon, dengan kekayaan mereka umumnya bersumber dari perniagaan dan selaku tuan tanah.
Lapisan masyarakat ini amat mempengaruhi gerakan nasionalisme Vietnam, yang pada awal abad ke-20 makin berkembang di kalangan bangsa Vietnam yang terdidik. Di satu pihak lapisan ini memiliki naluri nasionalisme yang kuat, bahkan antiasing, xenophobic. Namun di lain pihak mereka pun banyak yang dipengaruhi kultur baru hasil pendidikan modern, sehingga perjuangan mereka adalah reformasi tanpa kekerasan, non-violent reformism. Kalangan Francophile ini misalnya melakukan perjuangan mereka lewat Partai Konstitusionalis, yang menginginkan perubahan politik kolonial Perancis tanpa harus menjadi musuh orang Perancis. Sekalipun mereka menghendaki Vietnam yang lebih merdeka, namun mereka pun tetap bersedia menempatkan negara mereka dalam ikatan kuat dengan Uni Perancis.
Tetapi perjuangan kaum moderat tersebut ternyata tidak berhasil, karena penguasa kolonial Perancis menutup mata dan telinga. Sehingga lambat laun gerakan ini pun melemah sendiri, dan sekitar tahun 1930-an partai moderat ini pun kehabisan daya. Gagalnya upaya reformasi oleh kaum nasionalis moderat ini menimbulkan reaksi dari lapisan elite Vietnam yang lebih keras, terutama di wilayah tengah clan utara, yaitu di Annam clan Tonkin. Di Hue, Hanoi, dan kota-kota lainnya mulai berkembang gerakan antikolonial di bawah tanah. Gerakan ini dipelopori kaum revolusioner, yang bertujuan segera mengusir penjajah Perancis dan meraih kemerdekaan nasional.
Dari beberapa kelompok nasionalis-revolusioner tersebut, maka yang paling menonjol adalah Partai Nasionalis Vietnam atau Viet Nam Quoc Dan Dang (VNQDD), yang dibentuk dengan mencontoh model Partai Nasionalis di China yang didirikan Dr Sun Yat-sen. Partai ini melihat bahwa satu-satunya jalan untuk memperoleh kemerdekaan adalah lewat revolusi bersenjata. Karena itu mereka pun diam-diam berusaha menggalang orang Vietnam yang menjadi anggota tentara Perancis. Tahun 1930 mereka mencoba mencetuskan pemberontakan, namun upaya ini gagal dan VNQDD pun tamat sebagai kelompok nasionalis garis keras yang paling menonjol.
Sewaktu Jepang menyerah 15 Agustus 1945, maka Ho dan tentaranya dengan cepat masuk ke Hanoi. Pada tanggal 2 September 1945 di Hanoi, Ho Chi Minh secara umum mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam. Ketika para komunis di Vietnam Selatan Viet Minh mengikutsertakan pemerintahan kolonial Perancis pada perang gerilya, bermula tepat setelah deklarasi kemerdekaan tersebut, Ho Chi Minh, pada posisinya sebagai pemimpin pergerakkan kemerdekaan di Vietnam Utara, memutuskan untuk bernegosiasi dengan Perancis. Alasannya adalah :
1.      Pada waktu itu lebih dari 180.000 pasukan nasionalis Cina di Vietnam Utara
2.      Viet Minh di Vietnam Utara merasa secara simultan meliberalisasi mereka untuk melawan kekuatan dari kolonial Perancis dan pasukan Cina.
Pada tahun 1946, setelah Perancis membangun kembali pemerintahan kolonial mereka di Vietnam, para nasionalis Cina setuju diberlakukannya kembali pasukan Cina dari Vietnam. Hal ini telah terjadi, Viet Minh kembali menambah serangan mereka terhadap kekuatan kolonial Perancis dan juga di bagian Selatan dan Utara Vietnam. Ketika Perancis berhasil dalam mempertahankan kota dibawah kekuasaan mereka.
Pada tanggal 20 November 1953, kekuatan kolonial Perancis menempatkan sebanyak 16.000 pasukannya di Bien Phu, yaitu sebuah lembah pegunungan di sepanjang perbatasan Vietnam Utara dan Laos Utara. Dari Dien Bien Phu, Perancis bermaksud untuk mengawasi daerah perbatasan di antara kedua negara. Hal ini dianggap perlu karena Viet Minh melakukan pergerakan komunis dilengkapi dengan persenjataan di Laos, Pathet Lao.
Militer Perancis percaya bahwa Lembah Dien Bien Phu yang memiliki panjang 19 kilometer dan lebar 13 kilometer, aman dari serangan Viet Minh. Namun pada minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya, pasukan Vietnam dibawah pimpinan Jenderal Giap, menyiapkan penyerangan ke Dien Bien Phu. Dengan bantuan lebih dari 200.000 orang kuli pengangkut barang, Viet Minh mengatur pengangkutan artileri berat ke gunung-gunung yang mengelilingi lembah Dien Bien Phu.
Pada bulan Maret 1954, Viet Minh memulai penyerangan mereka terhadap pasukan Perancis di Dien Bien Phu. Pada tanggal 7 Mei 1954, mereka berhasil menaklukan pusat komando Perancis. 9.500 anggota pasukan kolonial Perancis ditangkap. Ini merupakan kekalahan paling buruk dalam sejarah pasukan kolonial Perancis.
Lebih dari 20.000 orang Viet Minh dan lebih dari 3.000 orang Perancis terbunuh dalam pertempuran di Dien Bien Phu. Perang antara Viet Minh dengan Perancis yang berlangsung selama sembilan tahun, telah menelan korban jiwa yang sangat besar. Lebih dari satu juta warga sipil, 200.000 hingga 300.000 orang Viet Minh dan lebih dari 95.000 anggota pasukan kolonial Perancis telah kehilangan nyawanya.
Pada tanggal 20 Juli 1954 di Jenewa, negosiator Viet Minh dan Perancis setuju membagi Vietnam menjadi dua negara bagian : komunis Vietnam Utara dan kapitalis Vietnam Selatan.


 
KESIMPULAN

Perancis mulai menjajah Vietnam pada tahun 1884,Perancis dapat masuk ke Vietnam karena pada masa Dinasti Nguyen tahun 1802 terjadi pertentangan internal sehingga salah satu pihak memanggil tentara bayaran Perancis.Hal inilah yang mengundang Bangsa Perancis untuk menguasai Vietnam.Vietnam merupakan negeri yang subur terutama di daerah Cochin China di Vietnam selatan, yang merupakan pusatnya. Seperti di daerah penjajahan lainnya negeri terjajah dieksploitasi sebesar-besarnya untuk kepentingan penjajah, sehingga masyarakatnya menderita.Sehingga terjadilah perlawanan terhadap penjajah baik diplomatis maupun perlawanan secara fisik. Perlawanan secara fisik dipimpin oleh Ho Chi Minh.
Vietnam merdeka pada tanggal 2 September 1945 yang dideklarasikan oleh Ho Chi Minh.yang kemudian setelah Vietnam Utara dan Selatan bersatu dijadikan nama ibukota Vietnam Ho chi Minh City.



DAFTAR PUSTAKA

Wordpress, Vietnam, http://sejarahperang.wordpress.com/--,--
Yudhim.dagdigdug.com, sejarah-perang-vietnam, http://yudhim.dagdigdug.com/2008/01/31/-- ,--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar