POLITIK
KOLONIAL PERANCIS
DI VIETNAM
Oleh: Ida Nur Azizah
A. Latar Belakang
Sejarah Asia Tenggara merupakan ilmu yang
mempelajari sejarah kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik di kawasan
Asia Tenggara.Yang mencakup sistem kehidupan sosial,agama dan pemerintahan.
Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan sejarah
Universitas Negeri Yogyakarta, kami dituntut untuk menguasai cabang disiplin
ilmu tersebut sebagai dasar untuk mempelajari sejarah kawasan ini lebih lanjut.
Serta sebagai bekal dalam mandalami ilmu
sejarah untuk kedepannya dalam mengajar di sekolah-sekolah, karena mahasiswa
pendidikan sejarah merupakan calon guru sejarah di sekolah,baik tingkat pertama
maupun tingkat atas.
B. Rumusan Masalah
1. Dimana letak Negara Vietnam?
2. Kapan datangnya Bangsa Perancis?
3. Apa saja yang dilakukan Bangsa Perancis di Vietnam?
4. Bagaimana keadaan masyarakat Vietnam saat dijajah Perancis?
5. Kapan Vietnam merdeka dari penjajahan Perancis?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami letak Negara Vietnam.
2. Dapat menjelaskan dan mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi
Perancis menjajah Vietnam.
3. Menambah pengetahuan kapan merdekannya Bangsa Vietnam.
PEMBAHASAN
Vietnam yang mengenyam
kemerdekaan dalam tempo yang lama, memang tak luput dari konflik domestik.
Artinya sering kali terjadi persaingan dan perebutan dominasi oleh para
tokohnya sendiri, misalnya sejak tahun 1802 berdiri dinasti Nguyen yang cukup
kokoh. Dalam kaitan dengan konflik internal itulah seorang tokoh pelaku dari
kawasan selatan, memakai jasa tentara sewaan Perancis. Penggunaan orang asing
dalam konflik internal inilah yang ternyata membukakan pintu bagi masuknya
kepentingan Perancis di kawasan ini.
Pada akhirnya tahun 1884
Vietnam sepenuhnya berada dalam dominasi Perancis yang sedang bersaing dengan
Inggris beserta kekuatan kolonial Eropa lainnya dalam menambah daerah jajahan.
Karena Bangsa Perancis yang mulai menjajah Vietnam, dan melebarkan kekuasaannya
hingga Laos dan Kamboja. Sedangkan Vietnam sendiri dibaginya menjadi tiga
wilayah administrasi, yaitu Cochin China di Vietnam bagian selatan, Annam di
tengah, Klan Tonkin di utara.
Meskipun Perancis dengan
ketat memegang kendali kekuasaan di Indochina, namun bangsa Vietnam tetap
bersikap menentang penjajahan asing. Di wilayah Cochin China di Vietnam selatan
yang subur, Perancis memusatkan kepentingannya, baik dengan eksploitasi ekonomi
maupun transformasi kultural. Ibukotanya Saigon pun sampai dikenal sebagai
“Paris dari Timur”, Paris of the Orient. Sebagai akibatnya, maka di selatan
tumbuh elite orang Vietnam sendiri. Kaum borjuis Vietnam yang mengenyam
pendidikan Perancis ini kebanyakan berada di Saigon, dengan kekayaan mereka
umumnya bersumber dari perniagaan dan selaku tuan tanah.
Lapisan masyarakat ini
amat mempengaruhi gerakan nasionalisme Vietnam, yang pada awal abad ke-20 makin
berkembang di kalangan bangsa Vietnam yang terdidik. Di satu pihak lapisan ini
memiliki naluri nasionalisme yang kuat, bahkan antiasing, xenophobic. Namun di
lain pihak mereka pun banyak yang dipengaruhi kultur baru hasil pendidikan modern,
sehingga perjuangan mereka adalah reformasi tanpa kekerasan, non-violent
reformism. Kalangan Francophile ini misalnya melakukan perjuangan mereka lewat
Partai Konstitusionalis, yang menginginkan perubahan politik kolonial Perancis
tanpa harus menjadi musuh orang Perancis. Sekalipun mereka menghendaki Vietnam
yang lebih merdeka, namun mereka pun tetap bersedia menempatkan negara mereka
dalam ikatan kuat dengan Uni Perancis.
Tetapi perjuangan kaum
moderat tersebut ternyata tidak berhasil, karena penguasa kolonial Perancis menutup
mata dan telinga. Sehingga lambat laun gerakan ini pun melemah sendiri, dan
sekitar tahun 1930-an partai moderat ini pun kehabisan daya. Gagalnya upaya
reformasi oleh kaum nasionalis moderat ini menimbulkan reaksi dari lapisan
elite Vietnam yang lebih keras, terutama di wilayah tengah clan utara, yaitu di
Annam clan Tonkin. Di Hue, Hanoi, dan kota-kota lainnya mulai berkembang
gerakan antikolonial di bawah tanah. Gerakan ini dipelopori kaum revolusioner,
yang bertujuan segera mengusir penjajah Perancis dan meraih kemerdekaan
nasional.
Dari beberapa kelompok nasionalis-revolusioner
tersebut, maka yang paling menonjol adalah Partai Nasionalis Vietnam atau Viet
Nam Quoc Dan Dang (VNQDD), yang dibentuk dengan mencontoh model Partai Nasionalis
di China yang didirikan Dr Sun Yat-sen. Partai ini melihat bahwa satu-satunya
jalan untuk memperoleh kemerdekaan adalah lewat revolusi bersenjata. Karena itu
mereka pun diam-diam berusaha menggalang orang Vietnam yang menjadi anggota
tentara Perancis. Tahun 1930 mereka mencoba mencetuskan pemberontakan, namun
upaya ini gagal dan VNQDD pun tamat sebagai kelompok nasionalis garis keras
yang paling menonjol.
Sewaktu Jepang menyerah 15
Agustus 1945, maka Ho dan tentaranya dengan cepat masuk ke Hanoi. Pada tanggal
2 September 1945 di Hanoi, Ho Chi Minh secara umum mendeklarasikan kemerdekaan
Vietnam. Ketika para komunis di Vietnam Selatan Viet Minh mengikutsertakan
pemerintahan kolonial Perancis pada perang gerilya, bermula tepat setelah
deklarasi kemerdekaan tersebut, Ho Chi Minh, pada posisinya sebagai pemimpin
pergerakkan kemerdekaan di Vietnam Utara, memutuskan untuk bernegosiasi dengan
Perancis. Alasannya adalah :
1.
Pada waktu
itu lebih dari 180.000 pasukan nasionalis Cina di Vietnam Utara
2.
Viet Minh
di Vietnam Utara merasa secara simultan meliberalisasi mereka untuk melawan
kekuatan dari kolonial Perancis dan pasukan Cina.
Pada tahun 1946, setelah
Perancis membangun kembali pemerintahan kolonial mereka di Vietnam, para
nasionalis Cina setuju diberlakukannya kembali pasukan Cina dari Vietnam. Hal
ini telah terjadi, Viet Minh kembali menambah serangan mereka terhadap kekuatan
kolonial Perancis dan juga di bagian Selatan dan Utara Vietnam. Ketika Perancis
berhasil dalam mempertahankan kota dibawah kekuasaan mereka.
Pada tanggal 20 November
1953, kekuatan kolonial Perancis menempatkan sebanyak 16.000 pasukannya di Bien
Phu, yaitu sebuah lembah pegunungan di sepanjang perbatasan Vietnam Utara dan
Laos Utara. Dari Dien Bien Phu, Perancis bermaksud untuk mengawasi daerah
perbatasan di antara kedua negara. Hal ini dianggap perlu karena Viet Minh
melakukan pergerakan komunis dilengkapi dengan persenjataan di Laos, Pathet
Lao.
Militer Perancis percaya
bahwa Lembah Dien Bien Phu yang memiliki panjang 19 kilometer dan lebar 13
kilometer, aman dari serangan Viet Minh. Namun pada minggu-minggu dan
bulan-bulan berikutnya, pasukan Vietnam dibawah pimpinan Jenderal Giap,
menyiapkan penyerangan ke Dien Bien Phu. Dengan bantuan lebih dari 200.000
orang kuli pengangkut barang, Viet Minh mengatur pengangkutan artileri berat ke
gunung-gunung yang mengelilingi lembah Dien Bien Phu.
Pada bulan Maret 1954, Viet Minh memulai penyerangan mereka terhadap pasukan Perancis di Dien Bien Phu. Pada tanggal 7 Mei 1954, mereka berhasil menaklukan pusat komando Perancis. 9.500 anggota pasukan kolonial Perancis ditangkap. Ini merupakan kekalahan paling buruk dalam sejarah pasukan kolonial Perancis.
Lebih dari 20.000 orang Viet Minh dan lebih dari 3.000 orang Perancis terbunuh dalam pertempuran di Dien Bien Phu. Perang antara Viet Minh dengan Perancis yang berlangsung selama sembilan tahun, telah menelan korban jiwa yang sangat besar. Lebih dari satu juta warga sipil, 200.000 hingga 300.000 orang Viet Minh dan lebih dari 95.000 anggota pasukan kolonial Perancis telah kehilangan nyawanya.
Pada tanggal 20 Juli 1954 di Jenewa, negosiator Viet Minh dan Perancis setuju membagi Vietnam menjadi dua negara bagian : komunis Vietnam Utara dan kapitalis Vietnam Selatan.
Pada bulan Maret 1954, Viet Minh memulai penyerangan mereka terhadap pasukan Perancis di Dien Bien Phu. Pada tanggal 7 Mei 1954, mereka berhasil menaklukan pusat komando Perancis. 9.500 anggota pasukan kolonial Perancis ditangkap. Ini merupakan kekalahan paling buruk dalam sejarah pasukan kolonial Perancis.
Lebih dari 20.000 orang Viet Minh dan lebih dari 3.000 orang Perancis terbunuh dalam pertempuran di Dien Bien Phu. Perang antara Viet Minh dengan Perancis yang berlangsung selama sembilan tahun, telah menelan korban jiwa yang sangat besar. Lebih dari satu juta warga sipil, 200.000 hingga 300.000 orang Viet Minh dan lebih dari 95.000 anggota pasukan kolonial Perancis telah kehilangan nyawanya.
Pada tanggal 20 Juli 1954 di Jenewa, negosiator Viet Minh dan Perancis setuju membagi Vietnam menjadi dua negara bagian : komunis Vietnam Utara dan kapitalis Vietnam Selatan.
KESIMPULAN
Perancis mulai menjajah
Vietnam pada tahun 1884,Perancis dapat masuk ke Vietnam karena pada masa
Dinasti Nguyen tahun 1802 terjadi pertentangan internal sehingga salah satu
pihak memanggil tentara bayaran Perancis.Hal inilah yang mengundang Bangsa
Perancis untuk menguasai Vietnam.Vietnam merupakan negeri yang subur terutama
di daerah Cochin China di Vietnam selatan, yang merupakan pusatnya. Seperti di
daerah penjajahan lainnya negeri terjajah dieksploitasi sebesar-besarnya untuk
kepentingan penjajah, sehingga masyarakatnya menderita.Sehingga terjadilah
perlawanan terhadap penjajah baik diplomatis maupun perlawanan secara fisik. Perlawanan
secara fisik dipimpin oleh Ho Chi Minh.
Vietnam merdeka pada
tanggal 2 September 1945 yang dideklarasikan oleh Ho Chi Minh.yang kemudian
setelah Vietnam Utara dan Selatan bersatu dijadikan nama ibukota Vietnam Ho chi
Minh City.
DAFTAR
PUSTAKA
Wordpress, Vietnam, http://sejarahperang.wordpress.com/--,--
Yudhim.dagdigdug.com, sejarah-perang-vietnam, http://yudhim.dagdigdug.com/2008/01/31/--
,--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar