HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN SEJARAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat
manusia tidak hidup dapat sendiri tanpa bantuan orang lain. seperti halnya juga
dengan ilmu, di mana ilmu memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Di
dalamnya terkandung unsur yang saling melengkapi dan mendukung. Dalam keterkaitan
tersebut ilmu filsafat memiliki hubungan
dan keterkaitan yang tidak pelak dengan ilmu sejarah.
Pada hakekatnya ilmu sejarah dan
ilmu filsafat memiliki hubungan yang kompleks. Namun ada kalanya ilmu sejarah
dan ilmu filsafat bersifat bertentangan yang di akibatkan oleh keobjectivitasannya
di mana ilmu sejarah bersifat objectiv dan sesuai dengan kenyataan, sedangkan
ilmu filsfat bersifat abstrak atau berupa angan-angan belaka. Filsafat merupakan
penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang
diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan. Salah satunya ilmu pengetahuan
mengenai asal-usul filosof yang erat hubungannya dengan sejarah. Filsafat
selalu mengalami perkembangan, begitu juga sejarah. Peristiwa selalu
kait-mengait antara yang satu dan yang lain, sedangkan filsafat, filosof saling
berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian
sejarah
2.
Pengertian
filsafat
3.
Manfaat
sejarah
4.
Manfaat
filsafat
5.
Hubungan
filsafat dengan sejarah
6.
Pengaruh
filsafat terhadap ilmu sejarah
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memenuhi
tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sosial
2.
Mengetahui
pengertian sejarah dan filsafat
3.
Mengetahui
kegunaan sejarah dan filsafat
4.
Mengetahui
hubungan sejarah dan filsafat
5.
Pengaruh
filsafat dengan ilmu sejarah
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sejarah
Dalam bahasa Arab, Sejarah sama dengan
syajara yang berarti terjadi, syajarah A`n-nasab berarti pohon silsilah. Dalam bahasa latin
stadium, perancis kuno General, bahasa yunani historia yang berarti orang
pandai. Sedangkan menurut helius syamsudin dan ismaun 1996, Sejarah berasal
dari bahasa Arab yaitu syajaratun yang berarti pohon kayu. sejarah dapat kita
artikan sebagai ilmu yang mempelajari aktivitas manusia masa lampau (Kuntowijoyo,17).Tidak
terlalu mudah mendefinisikan sejarah. Sehubungan dengan hal itu, sidi Gazalba
mendefinisikan sejarah sebagai gambaran masa lalu tentang manusia dan
sekitarnya sebagai mahkluk sosial yang di susun secara ilmiah dan lengkap,
meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang member
pengertian tentang apa yang telah lalu.
B.
Kegunaan Sejarah
Sejarah itu berguna secara intrinsik
dan ekstrinsik. Secara intriksik sejarah itu berguna sebagai pengetahuan,
sedangkan secara ekstrinsik sejarah di gunakan sebagai pendidikan.
Ø Intrinsik
Ada
4 guna sejarah sebagai Intriksik, yaitu :
1.
Sejarah
Sebagai Ilmu
Dapat
berkembang dengan berbagai cara, antara lain :
·
perkembangan
dalam filsafat : Di tunjukkan ketika filsfat sejarah zaman pertengahan di
dominasi oleh filsafat sejarah Kristen,maka penulisan yang menonjolkan peran
orang-orang suci juga tampak.
·
Perkembangan
dalam teori sejarah
·
Perkembangan
dalam ilmu-ilmu lain
·
Perkembangan
dalam metode sejarah
2.
Sejarah
sebagai cara mengahui masa lampau
3.
Sejarah
sebagai pernyataan pendapat
4.
Sejarah
sebagai profesi
Ø Ekstrinsik
Sejarah dapat di gunakan sebagai
Liberal Education untuk mempersiapkan individu secara filosofis. Artinya
sejarah dapat berfungsi sebagai
pendidikan menyeluruh, tidak hanya
pengetahuan yang di peroleh di jurusan sejarah saja. Namun, sejarah selain di
ajarkan dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi juga di ajarkan lewat
penataran-penataran P-41.
Selanjutnya, Secara umum sejarah
mempunyai fungsi pendidikan, di antaranya :
·
Sejarah
sebagai pendidikan moral
·
Sejarah
sebagai pendidikan penalaran
·
Sejarah
sebagai pendidikan politik
·
Sejarah
sebagai pendidikan kebijakan
·
Sejarah
sebagai pendidikan perubahan
·
Sejarah
sebagai pendidikan masa depan
·
Sejarah
sebagai pendidikan keindahan
·
Sejarah
sebagai ilmu bantu
·
Sejarah
sebagai latar belakang
·
Sejarahh
sebagai bukti
C.
Pengertian Filsafat
Kata
filsafat berasal dari kata yunani, Filosofia yang berarti mencintai
kebijaksanaan. Filsafat ialah ilmu tentang pengkritikan dan sistematika
pengetahuan, penyimpulan pengetahuan empiris, pengajaran rasional, akal
pengalaman2.
Dari kata tersebut lahirlah kata inggris Philoshopy di terjemahkan sebagai
cinta kearifan. Menurut pengertian yang lazim berlaku di timur (Tiongkok, India)
seorang di sebut filosof bila dia telah mandapatkan kebijaksanaan. Sedangkan
pengertian yang tidak lazim berlaku di barat, kata mencintai tidak perlu oleh
kebijaksanaan karena itu yang di sebut filosof atau orang yang bijaksana.
_________________________
1 Dr.Kuntowijoyo,
Pengantar Ilmu Sejarah, halm. 26
2 Soekanto,
soerjono. Sosiologi Suatu Ilmu Pengantar,
halm. 2
Pengertian
filsafat secara terminologi sangat beragam, baik dalam ungkapan maupun titik
tekanannya. Bahkan, Moh. Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat
tidak perlu di berikan karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam
definisinya. Oleh karena itu, biarkan saja seorang peneliti filsafat terlebih
dahulu kemudian menyimpulkan sendiri3.
Namun secara umum, dapat kita
simpulkan beberapa pengertian pokok tentang filsafat, yaitu :
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu
pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas
akhir dan dasar serta nyata
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan
jangkauan pengetahuan : sumbernya , hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian dan
pernyataan yang di ajukan berbagai bidang ilmu pengetahuan.
5. Di siplin ilmu yang berusaha membantu melihat
apa yang anda katakan dan untuk mengatakan apa yang di lihat.
D.
Kegunaan Mempelajari Filsafat
Manfaat
mempelajari ilmu filsafat antara lain :
a) Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber
dan tujuan antara ilmu, agama tidak ada pertentangan.
b) Mendorong para ilmu untuk konsisten
dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
c) Dapat menambah ilmu pengetahuan karena
dengan bertambahnya pengetahuan akan bertambah pula cakrawala pemikiran,
cakrawala pandang yang semakin luas.Hal
tersebut dapat membantu penyelesaian masalah yang selalu dihadapi dengan cara
yang lebih bijaksana.
d) Menjadi pedoman bagi dosen dan mahasiswa
, terutama membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.
_____________________________
3
Dr. Amsal Bachtiar. Filsafat Ilmu. Halm. 7
e) Dasar semua tindakan adalah ide, ide
itulah yang akan membawa manusia kearah
suatu kemampuan untuk merentang
kesadarannya dalam segala tindakannya, sehingga manusia akan dapat lebih
hidup, lebih peka terhadap diri dan lingkungannya, lebih sadar terhadap hak dan
kewajibannya.
f) Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, semakin di tantang untuk memberikan
alternatifnya.Mengingat hal-hal tersebut kita sangat memerlukan suatu ilmu yang
si fatnya memberikan pengarahan dengan ilmu tersebut, manusia akan di bekali
suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang sangat
diperlukan oleh umat manusia . hanya ilmu filsafah yang diharapkan mampu dapat
member manusia suatu integrasi dalam membantu manusia mendekatkan pada nilai-nilai
kehidupan untuk mengetahui mana yang kita terima atau ditolak.Filsafat berguna
bagi manusia apabila filsafat tersebut memeperlihatkan kemajuan yang positif
bagi kehidupan manusia.
E.
Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Sejarah
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Sejarah saling
terkait, baik secara subtansional maupun ilmiah, karena adanya ilmu filsafat
yang didukung oleh sejarah. Pada awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain di dunia
ini beranggapan bahwa semua kejadian dialam ini dipengaruhi oleh para Dewa.
Karenanya, para Dewa harus dihormati dan disembah. Dengan filsafat, pola piker
yang selalu tergantung pada Dewa diubah menjadi pola piker ke depan berdasarkan
pengalaman dan berdasarkan rasio.
Sejarah sebagai ilmu dapat terjatuh atau bersifat non ilmiah yang berhubungan dengan
filsafat, untuk itu, sejarah harus dimoralkan dan diubah menjadi abstrak.
1. Sejarah di moralkan
2. Sejarah sebagai ilmu yang konkret dapat menjadi
filsafat yang abstrak.
Pada
zaman pertengahan sejarah dipengaruhi teologi,pada abad ke-19 oleh liberalism
dan nasionalisme.Dan abad ke-20 oleh marxisme, reaksi terhadap moralisasi
sejarah sudah terjadi pada abad ke-19 ketika sejarah terpengaruh oleh aliran
filsafat positivisme dalam semua ilmu.
Sejarah
berusaha mandiri sebagai ilmu positif dengan Leopold Van Ranke (1795-1886) dari
Jerman yang menganjurkan supaya sejarah hanya menulis “ Apa sesungguhnya yang
terjadi”, ia sering disebut sebagai bapak historiografi modern, dengan cara
menulis tentang apa yang sesunguhnya terjadi.
Sejarah
akan menjadi objektif, sering tokoh-tokoh agama dari zaman pertengahan di eropa
dijadikan teladan bagi modal masyrakat. Filsafat itu abstrak (bahasa latin abstraktus
berarti pikiran) dan spekulatif (bahasa latin spekulation berarti gambaran
angan-angan) dalam arti filsafat hanya berurusan dengan pikiran umum. Kalau
sejarah berbicara tentang manusia, maka yang dibicarakan ialah orang tertentu
yang mempunyai waktu dan tempat, serta terlibat dalam kejadian. Filsafat
sebaliknya, kalau ia berbicara tentang manusia,maka manusia itu ialah manusia
pada umumnya, manusia yang hanya ada dalam gambaran angan–angan. Namun
adakalanya sejarah bukan saja selalu
benar secara faktual, tetapi benar secara filsafat4.
F.
Pengaruh Filsafat Terhadap Ilmu Sejarah
Filsafat sangat berpengaruh terhadap ilmu sejarah karena
filsafat yang merupakan pemikiran manusia secara kritis selalu dan terus
menerus berkembang. Hal ini didalami tidak dengan melakukan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara jelas serta
solusi yang paling tepat. Filsafat akan berhubungan dengan sejarah karena
perkembangannya. Dalam perkembangan tersebut, filsafat akan mengurai
sejarahnya, dari siapa filosof pertama sampai sekarang ini, selain itu apa
kajiannya dan bagaimana juga ada.
Sebagai contoh: Bila kita mengkaji sejarah filsafat
Islam, terutama di perguruan-perguruan tinggi, maka kita akan menemukan adanya
silabus yang seragam. Yaitu kajian filsafat Islam yang diawali dengan kajian
terhadap al-Kindi. Selanjutnya diikuti oleh al-Farabi, Ibn Sina, al-Ghazali,
Ibn Rusyd dan kawan-kawan, dan setelah itu selesai.
_________________________
4 Kuntowijaya, Metodologi Sejarah.
halm. 4
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejarah ialah ilmu yang
mempelajari aktifitas manusia pada masa lampau. Sejarah memiliki dua fungsi
yaitu sebagai pendidikan dan sebagai ilmu pengetahuan. Sejarah sebagai ilmu
dapat berkembang dengan ilmu filsafat. Hubungan filsafat dengan ilmu sejarah
terletak pada cara pandang individu dalam mencapai kebijaksanaan berdasarkan pengalaman.
Filsafat sebagai disiplin ilmu yang berusaha melihat apa yang dikatakan dan
mengatakan apa yang dilihat. Selain itu, sebagai upaya spekulatif untuk
menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruhh realita
kehidupan.
B.
Saran
Kepada masyarakat umumnya dan
pembaca khususnya, untuk dapat terus mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan, apapun
konteksnya. Dalam hal ini, mengenai hubungan filsafat dengan ilmu sejarah yang
ke duanya mempunyai hubungan saling terkait, baik secara subtansial maupun
ilmiah.
Kepada penulis berikutnya, kami
berharap dapat memeperbaiki dan menyempurnakan baik dalam penulisan maupun penyusunan
makalah ini.
Selain itu, kepada para pembaca, kami
mengharap kritik dan saran yang membangun guna penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo,
Dr. prof. 1995. Pengantar ilmu sejarah.
Yoyakarta : PT Bentang Pustaka
Achmadi,
asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarata:
PT Raja Grafindo Persada
Latief,
Dr. juraid abdul. 2006. Manusia, Filsafat
dan Sejarah. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Bakhtiar,
Amsal. 2005. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Soekanto,
soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta :PT
Raja Grafindo Persada
Kuntowijoyo.
2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta :UGM
Tulisan anda sangat membantu.
BalasHapusthanks..
http://talagamandarani.blogspot.com/