Jumat, 26 Juli 2013

ADITYAWARMAN


ADITYAWARMAN
Oleh: Ida Nur Azizah
 
Adityawarman merupakan pelanjut dari Dinasti Mauli penguasa pada Kerajaan Melayu yang sebelumnya beribukota di Dharmasraya, dan dari manuskrip pengukuhannya ia menjadi penguasa di Malayapura atau Kanakamedini pada tahun 1347 dengan gelar Maharajadiraja Srīmat Srī Udayādityawarma Pratāpaparākrama Rājendra Maulimāli Warmadewa, dan dikemudian hari ibukota dari kerajaan ini pindah ke daerah pedalaman.
Adityawarman ialah keturunan Dara Jingga yang hidup sekitar abad XIV M. Dia adalah penganut setia dari sekte agama Bhairawa. Adityawarman  adalah salah satu tokoh Melayu yang hidup di Majapahit untuk belajar. Namun, berkat kacakapannya, beliau mencapai pangkat mantri Pradhuatara, bahkan membantu patih Gajah Mada dalam menjalankan sumpah palapanya. Gajah Mada yang terkenal dengan sumpah palapanya lama kelamaan menjadi cocok dengan Adityawarman yang juga bercita-cita meluaskan kerajaan Melayu.
Dalam hubungan kekeluargaan, Adityawarman mempunyai hubungan erat dengan raja  Singasari dan Majapahit. Ayahnya, Adwayawarman ialah kerabat Keraton Singosari.
dan Adityawarman ialah sepupu Raja kedua Majapahit yaitu Jayabaya. Pada masa pemerintahan jayanegara, Adityawarman dikirim sebagai duta besar Majapahit ke China. Pengiriman utusan ini menunjukkan usaha perdamaian antara Majapahit dengan Mongol setelah terjadi perselisihan dan peperangan pada masa Singasari dan zaman  Raden Wijaya.



WAWASAN NUSANTARA I
Raja Kertanegara merupakan raja terkemuka sebagai raja terakhir Kerajaan Singasari. Dibawah pemerintahannya, Singasari mencapai masa kejayaan. Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa pemerintaha Raja Wisnuwardhana disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan tegas Kertanegara. Setelah keadaan Jawa timur dianggap baik, raja Kertanegara melangkah keluar Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara yang lebih dikenal dengan Gagasan Nusantara I.
Gagasan Wawasan Nusantara I berisi gagasan raja Kertanegara untuk menjalin persahabatan diantara negara-negara Nusantara dibawah panji Singasari. Selain itu, gagasan ini juga didorong oleh watak Ahangkara raja Kertanegara yang tidak mau menyerah mentah-mentah pada kehendak Kaisar Kubilai di bawah Tiongkok. Kesadaran akan keagungan yang dimiliki oleh raja Kertanegara menimbulkan keberanian untuk menanggulangi kekuasaan dan nafsu Kaisar Kubilai di wilayah Nusantara. Beliau ingin mencegah mengalirnya kekuasaan Kaisar Kubilai di Nusantara sekaligus membendung pengaruh kekuasaan Kubilai.
 Untuk merealisasikan maksudnya, raja kertanegra menempuh cara-cara sebagai berikut:
a.       Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai kerajaan Melayu serta melemahkan posisi Sriwijaya di Selat Malaka.
b.      Politik Perkawinan dan Persahabatan
Dalam politik perkawinan, raja kertanegara mengawinkan putrinya sendiri , dewi tapasi denagn raja Champa. Karena champa merupakan benteng pertama untuk membendung pengaruh Kubilai. Usaha politik persahabatan diawali dengan pengiriman sebuah arca Amoghaapaca oleh raja kertanegara kepada raja melayu untuk memperkokoh persahabatan dalam menghadapi kemungkinan serangan tentara Kubilai.
c.       Menguasai Bali pada tahun 1284 M.
d.      Menguasai Jawa barat tahun 1289 M
e.       Menguasai daerah Pahang(Malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan)
Tujuan menguasai daerah tersebut ialah:
Ø  Menguasai lalu lintas perdagangan pelayara di laut China Selatan
Ø  Sebagai daerah pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan China-Mongol
Ø  Untuk mengepung wilayah kekuasaan Sriwijaya
Dengan wafatnya raja Kertanegara oleh Jayaketawang, Penguasaan selanjutnya setelah Jayaketwang ialah Raden Wijaya di bawah kekuasaan Majapahit. Karena sibuk mengurusi keadaan dalam negeri pada awal perkembangan Majapahit,, sehingga gagasan wawasan nusantara sementara waktu sedikit padam dan gagasan ini muncul kembali pada zaman Gajah Mada di bawah pemerintahan Hayam wuruk.

GAGASAN WAWASAN NUSANTARA II

Program politik Gajah Mada pada hakikatnya adalah lanjutan dari gagasan nusantara I raja Kertajasa. Gagasan Nusantara II berisi tentang usaha menundukkan pulau-pulau atau negara seberang. Seperti termuat dalam sumpah Patih Gajah Mada serta penyatuan negara seberang laut yang telah lepas dari kekuasaan Kertanegara.
Dorongan timbulnya gagasan nusantara II ialah menciptakan stabilitas kehidupan kenegaraan Majapahit melalui konsolidasi atau penyatuan. Gagasan nusantara II di ucapkan oleh Gajah Mada dalam sebuah sumpah yang disebut sumpah palapa. Inti dari sumpah palapa Gajah Mada ialah tidak akan memakan palapa (rempah-rempah) dan beristirahat sebelum berhasil  menyatukan Nusantara.
Dihadapan Sang Rani, didengar oleh semua Mentri, Gajah Mada sebagai patih amangkubumi bersumpah ”Jika telah berhasil menundukkan Nusantara, saya baru akan istirahat. Jika gurun, seran,tajung pura, haru, pahang, dompo, bali sunda, palembang, tumasik telah tunduk, saya baru akan istirahat” sumpah itu sangat menggemparkan masyarakat.. Si kembar mengejek  ungkapan Gajah Mada, bahkan banyak para Menteri yang menertawakan sang patih Gajah Mada. Para menteri menganggap bahwa itu hanya omongan besar sang patih yang kebetulan sedang naik tahta.
Program politik Nusantara dilakukan oleh patih Gajah Mada selama 21 tahun, yakni antara tahun 1258-1279. Ialah dengan menundukkan negara diluar pulau Majapahit yang sangat luas. Awalnya gagasan ini mendapat ejekan dari para mentri, namun gajah mada sebagai patih yang sangat besar berhasil berhasil membuktikan kesungguhan sumpahnya.
Dalam serat Negarakertagama pupuh 13 dan 14 disebutkan bahwa keberhasilan penyatuan antara lain: Hujung Medini, Pahang, Langka suka, Saimwang, Kelantan, Trengganu Johor, Paka, Muar, Pungguh, Tumasik, Kelang, Kedah Jerai, Kanja Piniran, sebelah timur jawa, Bali dengan daerah yang sangat penting, Bedahulu dan Lo gajah, Gurun, serta Sukun, Taliwang, Pulau sapi dan Dompo sang hyang api, Bima seram, Hutan Kendali, Pulau Gurun,(Lombok meran), Sasak, Bantayan beserta Kota Luwuk, uamakatraya, Pulau-pulau makasar, Buton, Benggawi, Kunir, Galian, Salayar, Sumba, Solot wanda, Ambon(pulau maluku), Wanin, seran Timor, dan beberapa pulau lain(pupuh 13). Hal ini membuktikan bahwa beliau berhasil mewujudkan cita-citanya untuk menyatukan dan mempersatukan Nusantara di dawah panji kerajaan Majapahit. demikianlah, dapat dipastikan bahwa program politik nusantara itu benar-benar dilaksanakan oleh patih Amangkubumi selama masa jabatan 21 tahun.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar