ADITYAWARMAN
Oleh: Ida Nur Azizah
Adityawarman merupakan pelanjut dari Dinasti Mauli penguasa pada Kerajaan Melayu yang sebelumnya
beribukota di Dharmasraya, dan dari manuskrip pengukuhannya
ia menjadi penguasa di Malayapura atau Kanakamedini pada tahun 1347 dengan gelar Maharajadiraja
Srīmat Srī Udayādityawarma Pratāpaparākrama Rājendra Maulimāli Warmadewa,
dan dikemudian hari ibukota dari kerajaan ini pindah ke daerah pedalaman.
Adityawarman ialah keturunan Dara Jingga yang hidup
sekitar abad XIV M. Dia adalah penganut setia dari sekte agama Bhairawa.
Adityawarman adalah salah satu tokoh Melayu
yang hidup di Majapahit untuk belajar. Namun, berkat kacakapannya, beliau
mencapai pangkat mantri Pradhuatara, bahkan membantu patih Gajah Mada dalam
menjalankan sumpah palapanya. Gajah
Mada yang terkenal dengan sumpah palapanya lama kelamaan menjadi cocok dengan
Adityawarman yang juga bercita-cita meluaskan kerajaan Melayu.
Dalam hubungan kekeluargaan, Adityawarman mempunyai hubungan erat
dengan raja Singasari dan Majapahit. Ayahnya,
Adwayawarman ialah kerabat Keraton Singosari.
dan Adityawarman ialah sepupu Raja kedua Majapahit yaitu Jayabaya.
Pada masa pemerintahan jayanegara, Adityawarman dikirim sebagai duta besar
Majapahit ke China.
Pengiriman utusan ini menunjukkan usaha perdamaian antara Majapahit dengan
Mongol setelah terjadi perselisihan dan peperangan pada masa Singasari dan zaman Raden Wijaya.
WAWASAN NUSANTARA I
Raja Kertanegara merupakan raja
terkemuka sebagai raja terakhir Kerajaan Singasari. Dibawah pemerintahannya, Singasari
mencapai masa kejayaan. Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa
pemerintaha Raja Wisnuwardhana disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan
tegas Kertanegara. Setelah keadaan Jawa timur dianggap baik, raja Kertanegara
melangkah keluar Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh
Nusantara yang lebih dikenal dengan Gagasan Nusantara I.
Gagasan Wawasan Nusantara I berisi
gagasan raja Kertanegara untuk menjalin persahabatan diantara negara-negara Nusantara
dibawah panji Singasari. Selain itu, gagasan ini juga didorong oleh watak
Ahangkara raja Kertanegara yang tidak mau menyerah mentah-mentah pada kehendak
Kaisar Kubilai di bawah Tiongkok. Kesadaran akan keagungan yang dimiliki oleh
raja Kertanegara menimbulkan keberanian untuk menanggulangi kekuasaan dan nafsu
Kaisar Kubilai di wilayah Nusantara. Beliau ingin mencegah mengalirnya
kekuasaan Kaisar Kubilai di Nusantara sekaligus membendung pengaruh kekuasaan Kubilai.
Untuk merealisasikan maksudnya, raja
kertanegra menempuh cara-cara sebagai berikut:
a. Melaksanakan
Ekspedisi Pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai kerajaan Melayu serta
melemahkan posisi Sriwijaya di Selat Malaka.
b. Politik
Perkawinan dan Persahabatan
Dalam
politik perkawinan, raja kertanegara mengawinkan putrinya sendiri , dewi tapasi
denagn raja Champa. Karena champa merupakan benteng pertama untuk membendung
pengaruh Kubilai. Usaha politik persahabatan diawali dengan pengiriman sebuah
arca Amoghaapaca oleh raja kertanegara kepada raja melayu untuk memperkokoh
persahabatan dalam menghadapi kemungkinan serangan tentara Kubilai.
c. Menguasai
Bali pada tahun 1284 M.
d.
Menguasai
Jawa barat tahun 1289 M
e.
Menguasai
daerah Pahang(Malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan)
Tujuan menguasai daerah tersebut ialah:
Ø Menguasai lalu lintas perdagangan pelayara di
laut China Selatan
Ø Sebagai daerah pertahanan terdepan dalam
menghadapi serangan China-Mongol
Ø Untuk mengepung wilayah kekuasaan Sriwijaya
Dengan wafatnya raja Kertanegara oleh Jayaketawang, Penguasaan
selanjutnya setelah Jayaketwang ialah Raden Wijaya di bawah kekuasaan
Majapahit. Karena sibuk mengurusi keadaan dalam negeri pada awal perkembangan Majapahit,,
sehingga gagasan wawasan nusantara sementara waktu sedikit padam dan gagasan
ini muncul kembali pada zaman Gajah Mada di bawah pemerintahan Hayam wuruk.
GAGASAN WAWASAN NUSANTARA
II
Program politik Gajah Mada pada hakikatnya adalah lanjutan dari
gagasan nusantara I raja Kertajasa. Gagasan Nusantara II berisi tentang usaha
menundukkan pulau-pulau atau negara seberang. Seperti termuat dalam sumpah
Patih Gajah Mada serta penyatuan negara seberang laut yang telah lepas dari
kekuasaan Kertanegara.
Dorongan timbulnya gagasan nusantara II ialah menciptakan stabilitas
kehidupan kenegaraan Majapahit melalui konsolidasi atau penyatuan. Gagasan
nusantara II di ucapkan oleh Gajah Mada dalam sebuah sumpah yang disebut sumpah
palapa. Inti dari sumpah palapa Gajah
Mada ialah tidak akan memakan palapa (rempah-rempah) dan beristirahat sebelum
berhasil menyatukan Nusantara.
Dihadapan Sang Rani, didengar oleh semua Mentri, Gajah Mada sebagai
patih amangkubumi bersumpah ”Jika telah
berhasil menundukkan Nusantara, saya baru akan istirahat. Jika gurun,
seran,tajung pura, haru, pahang, dompo, bali sunda, palembang, tumasik telah
tunduk, saya baru akan istirahat” sumpah itu sangat menggemparkan
masyarakat.. Si kembar mengejek ungkapan
Gajah Mada, bahkan banyak para Menteri yang menertawakan sang patih Gajah Mada.
Para menteri menganggap bahwa itu hanya omongan besar sang patih yang kebetulan
sedang naik tahta.
Program politik Nusantara dilakukan oleh patih Gajah Mada selama 21
tahun, yakni antara tahun 1258-1279. Ialah dengan menundukkan negara diluar
pulau Majapahit yang sangat luas. Awalnya gagasan ini mendapat ejekan dari para
mentri, namun gajah mada sebagai patih yang sangat besar berhasil berhasil
membuktikan kesungguhan sumpahnya.
Dalam serat Negarakertagama pupuh
13 dan 14 disebutkan bahwa keberhasilan penyatuan antara lain: Hujung Medini,
Pahang, Langka suka, Saimwang, Kelantan, Trengganu Johor, Paka, Muar, Pungguh,
Tumasik, Kelang, Kedah Jerai, Kanja Piniran, sebelah timur jawa, Bali dengan
daerah yang sangat penting, Bedahulu dan Lo gajah, Gurun, serta Sukun,
Taliwang, Pulau sapi dan Dompo sang hyang api, Bima seram, Hutan Kendali, Pulau
Gurun,(Lombok meran), Sasak, Bantayan beserta Kota Luwuk, uamakatraya,
Pulau-pulau makasar, Buton, Benggawi, Kunir, Galian, Salayar, Sumba, Solot
wanda, Ambon(pulau maluku), Wanin, seran Timor, dan beberapa pulau lain(pupuh
13). Hal ini membuktikan bahwa beliau berhasil mewujudkan cita-citanya untuk
menyatukan dan mempersatukan Nusantara di dawah panji kerajaan Majapahit.
demikianlah, dapat dipastikan bahwa program politik nusantara itu benar-benar
dilaksanakan oleh patih Amangkubumi selama masa jabatan 21 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar