Jumat, 26 Juli 2013

KEPAHLAWANAN GUS DUR


 KEPAHLAWANAN GUS DUR

Secara umum pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan kebenarannya dalam membela kebenaran dan keadilan. Namun demikian,setiap manusia memiliki nuansa kepahlawanan yang berbeda. Dianggap pahlawan bagi kelompok tertentu juga berarti dianggap penghianat bagi kelompok lawan.
Gus Dur adalah seorang pluralis dan pembela kaum minoritas. Pada masa pemerintahannya, rakyat kecil dibela, khususnya bidang ekonomi, kemasyarakatan dan keagamaan. Gerakannya yang terkenal yaitu telah menjadikan Khong Hu Cu sebagai agama resmi negara. Gus Dur juga mencabut peraturan pemerintah no 14 tahun 1967 yang melarang orang Tiong Hoa dan menetapkan imlek sebagai hari libur nasional.
Gus Dur merupakan tokoh politisi, inteletual dan agamawan yang berani mengambil resiko apapun. Beliau memiliki keberanian dan otonomi moral untuk berpihak pada apa yang diyakini kebenaran. “Gus Dur berani melawan penguasa dan rezim militeristik serta otoriter”(Wilarjo. Kompas)
“Gus Dur juga pernah mengkritik Orde Baru melalui Forum Demokrasi” (Tempo, A. Ivan Sampoerna). Gus Dur adalah pejuang pro-Demokrasi yang memperjuangkan keberagaman pandangan. Diakui atau tidak, kontribusi Gus Dur dalam perpolitikan negeri ini sangant besar. Gus Dur mempunyai taktik dan strategi tersendiri untuk menerapkan prinsipnya meskipun sering di salah artikan masyarakat. Gus Dur sering melahirkan derdagai tafsir yang keliru dan menerobos pemaknaan yang salah. Sehingga, Gus Dur sering dianggap plin-plan.
” gitu aja kok repot” pernyatan yang sering dipakai Gus Dur untuk mengomentari persoalan, sikap seseorang atau lembaga. Menurut beliau, dengan lelucon kita dapat sejenak melupakan persoalan hidup. ”Dengan humor pikiran kita jadi sehat”(Humor Presiden Ala Gus Dur: Media Indonesia). Kadang neliau dirasa irasional, meski kelakuannya menjelaskan sebuak fenomena unik.
“Memang tak mudah memahami Gus Dur, saya saja harus pelan-pelan supaya dapat mengkritik Gus Dur dengan tepat”(Muhammad As Hikam, Beyond The Symbols:138).
Gus Dur sebagai sang duru bangsa sekaligus pelawan arus. Beliau merasa kurang nyaman mengikuti arus utama. Tetapi, manuver Gus Dur justru saring kali menghasilkan sesuatu yang efektif. Perlawanan arus beliau demi kebaikan dab kepebtibgab bersama.kenyataan inilah yang menjadi salah satu ciri khas Gus Dur.
Sejak tahun 1980-an Gus Dur telah menjadi salah satu sosok yang sngat berpengaruh. Kapasitas pribadi dan pola pemikiran yang unik dan trah darah pemimpin besar islam, K H Hasyim Asy’ari dan kiai Bisri Sansuri telah menjadi sumber legitimasi kepemimpim\nan yang cukup besar baginya. Kepeninpiban itu terlihat pada kemampuan mengolah gagasan dan mengendalikan organisasi NU.
Terlihat jelas bahwa Gus Dur mampu mengubah tatanan masyarakat dan sistem pemerintahan indonesia. Sepeninggal beliau, banyak berbagai fraksi, terutama warga Nahdliyin(NU) mengusulkan beliau sebagai pahlawan nasional. Namun sampai saat ini, usulan tersebut belim ditindaklanjuti. Karena, permohonan tersebut diusulkan melalui pers. Jadi tidak sesuai Undang-Undan yang berlaku di Indonesia.
Pada pasal 15 UUD 1945 yang diamandemen disebutkan bahwa ”Presiden memberi gelar, tabda jasa, dan kehormatan diatur dalam Undang-Undang”. Jadi meskipun Presiden memiliki hak prerogatif mengangkat pahlawan nasional, tetapi hal ini harus dilakukan sesuai Undang-Undang yan berlaku.
Pada intinya, dari beberapa sumber yang ada, diantaranya, kompas, Kedaulatan Rakyat, Bernas Jogja, Tempo, dan Media Indonesia menyebutkan bahwa banyak sekali jasa-jasa beliau untuk bangsa ini. Sangat jarang yang mengkritik kepemimpinan beliau. Bahkan, dalam koran Media Indonesia yang berjudul penerintah belum pahami Pluralisme Gus Dur bukannya menyebutkan kekurangan dan kesalahan Gus Dur, akan tetapi malak menyebutkan ketidaktolerannya masyarakat terhadap pluralisme Gus Dur. Salah satu sumber ditemukan sebuah kritikan dari Romo Kardinal yang menyatakan bahwa Gus Dur tidak bisa menempatkan kepentingan pribadi dan kepentingan bersama. Itupun karena Romo adalah teman sejawat Gus Dur.
Selain mengenai jasa-jasa beliau, juga terdapat perasaan khawatir, gelisah, serta kehilangan masyarakat yang tidak hanya menghampiri warga Nahdliyin(NU) dan kalangan minoritas saja, namun masyarakat pecinta tegaknya nilai pluralisme juga merasa kehilangan. Sepeninggal beliau, kalangan minoritas merasa cemas terkait nasa depan yang selama ini dibela dan diperjuangkan beliau seperti pluralisme dan nasyarakat minoritas yang berada di Semenanjung Muria, Jepara dan sebagainya.
Selamat jalan Gus Dur, semoga sikap hidup dan ilmu yang beliau tinggalkan meliputi kita semua. Tahun 2010 merupakan takun perjuangan untuk memajukan demokrasi, keadilan dan perdamaian negeri ini. Pertarungan antara moralitas politik dan hukum terus bergulir dalam ranah politik kita sebagaimana ditunjukkan dalam kasus Century.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar